Monday, July 6, 2009

Orang Kristian adalah rakyat yang taatsetia, yang berusaha untuk kebajikan negara mereka

cont fr manila manifesto
tentative translation


12. DIFFICULT SITUATIONS

Jesus plainly told his followers to expect opposition. "If they persecuted me", he said, "they will persecute you also". He even told them to rejoice over persecution, and reminded them that the condition of fruitfulness was death.

12. SITUASI-SITUASI YANG SUKAR

Tuhan Yesus dengan jelas menyatakannya kepada para muridNya bahwa mereka tidak akan terlepas dari penganiayaan. “Jikalau mereka telah menganiaya Aku”, Dia berfirman, “mereka juga akan menganiaya kamu.” Bahkan Dia memberitahu mereka untuk bersukacita demi penganiayaan, dan memperingatkan mereka bahwa syarat untuk berbuah adalah kematian.


These predictions, that Christian suffering is inevitable and productive, have come true in every age, including our own. There have been many thousands of martyrs. Today the situation is much the same. We earnestly hope that glasnost and perestroika will lead to complete religious freedom in the Soviet Union and other Eastern bloc nations, and that Islamic and Hindu countries will become more open to the gospel. We deplore the recent brutal suppression of China's democratic movement, and we pray that it will not bring further suffering to the Christians. On the whole, however, it seems that ancient religions are becoming less tolerant, expatriates less welcome, and the world less friendly to the gospel.

Ramalan ini, bahwa orang Kristian akan menderita adalah sesuatu produktif dan yang tidak dapat dihindari, telah menjadi kenyataan dalam setiap zaman, termasuk generasi kami. Ada ribuan orang yang telah mati syahid (martir) demi Tuhan Yesus. Hari ini situasinya masih tetap sama. Kami sungguh-sungguh mengharapkan bahwa glasnost dan perestroika akan maju ke kebebasan beragama dengan sepenuhnya di Kesatuan Rusia dan gabungan negara-negara Eropah Timur yang lain, dan negara-negara Islam dan Hindu akan menjadi lebih terbuka kepada Injil. Kami membantah pemerasan ganas yang telah baru terjadi terhadap pergerakan demokrasi China, dan kami berdoa yang ia tidak akan membawa lebih banyak lagi penderitaan kepada orang-orang Kristian. Namun, secara keseluruhan, adalah seolah-olah agama purba sedang menjadi kurang bertolak ansur, pekerja-pekerja mahir dari Barat tidak lagi dialu-alukan, dan dunia menjadi kurang ramah terhadap Injil.

In this situation we wish to make three statements to governments which are reconsidering their attitude to Christian believers.

Dalam situasi ini, kamu ingin membuat tiga kenyataan kepada kerajaan-kerajaan yang sedang mempertimbangkan sikap mereka terhadap orang-orang Kristian.


First, Christians are loyal citizens, who seek the welfare of their nation. They pray for its leaders, and pay their taxes. Of course, those who have confessed Jesus as Lord cannot also call other authorities Lord, and if commanded to do so, or to do anything which God forbids, must disobey. But they are conscientious citizens. They also contribute to their country's well-being by the stability of their marriages and their homes, their honesty in business, their hard work and their voluntary activity in the service of the handicapped and needy. Just governments have nothing to fear from Christians.

Pertama, orang Kristian adalah rakyat yang taatsetia, yang berusaha untuk kebajikan negara mereka. Mereka berdoa untuk para pemimpin, dan membayar cukai-cukai mereka. Dan tentu sekali, mereka yang telah mengaku Yesus sebagai Tuhan boleh memanggil penguasa-penguasa lain sebagai Tuhan, dan jikalau diperintahkan untuk berbuat demikian, atau melakukan sesuatu yang Tuhan telah larang, maka mereka seharusnya tidak mematuhi. Namun mereka adalah rakyat yang sungguh-sungguh teliti. Mereka juga menyumbang kepada kesejahteraan negara dengan kestabilan dalam pernikahan dan keluarga mereka, kejujuran dalam perniagaan, kerajinan dan aktiviti sukarela mereka untuk melayani mereka yang kurang berupaya dan memerlukan. Kerajaan yang adil dan yang benar tidak ada apa-apa kebimbangan terhadap orang Kristian.


Secondly, Christians renounce unworthy methods of evangelism. Though the nature of our faith requires us to share the gospel with others, our practice is to make an open and honest statement of it, which leaves the hearers entirely free to make up their own minds about it. We wish to be sensitive to those of other faiths, and we reject any approach that seeks to force conversion on them.

Kedua, orang Kristian menolak kaedah penginjilan yang tidak wajar. Walau sifat semulajadi iman kami menuntut kami untuk mengongsikan Injil dengan orang lain, amalan kami adalah membuat suatu kenyataan yang terbuka dan jujur tentangnya, yang membenarkan para pendengar dengan bebas untuk memilih. Kami ingin bertimbangrasa kepada mereka yang daripada agama-agama lain, dan kami menolak mana-mana pendekatan yang memaksa mereka untuk menganuti Injil.


Thirdly, Christians earnestly desire freedom of religion for all people, not just freedom for Christianity. In predominantly Christian countries, Christians are at the forefront of those who demand freedom for religious minorities. In predominantly non-Christian countries, therefore, Christians are asking for themselves no more than they demand for others in similar circumstances. The freedom to "profess, practice and propagate" religion, as defined in the Universal Declaration of Human Rights, could and should surely be a reciprocally granted right.

Ketiga, orang Kristian sungguh-sungguh inginkan kebebasan untuk beragama bagi semua orang, bukan hanya kebebasan untuk keKristianan saja. Dalam negara-negara di mana majoriti adalah Kristian, orang Kristianlah yang berada di barisan depan untuk menuntut kebebasan untuk penganut-penganut agama minoriti. Dalam negara yang majoritinya adalah bukan Kristian, kami memohon bagi mereka tidak lebih daripada apa yang mereka mohon untuk orang lain dalam situasi yang sama. Kebebasan untuk “mengaku, mengamal, dan menyebarkan” agama, sebagaimana didefinasikan dalam Deklarasi Sejagat Hak Asasi Manusia, boleh dan seharusnya suatu hak yang saling diberikan.


We greatly regret any unworthy witness of which followers of Jesus may have been guilty. We determine to give no unnecessary offence in anything, lest the name of Christ be dishonored. However, the offence of the cross we cannot avoid. For the sake of Christ crucified we pray that we may be ready, by his grace, to suffer and even to die. Martyrdom is a form of witness which Christ has promised especially to honor. (Jn. 15:20; Mt. 5:12; Jn. 12:24; Jer. 29:7; 1 Ti. 2:1,2; Ro. 13:6,7; Ac. 4:19; 5:29; 2 Co. 4:1,2; 2 Co. 6:3; 1 Co. 1:18,23; 2:2; Php. 1:29; Rev. 2:13; 6:9-11; 20:4)

Kami amat menyesal terhadap apa-apa kesaksian yang tidak wajar yang pengikut Tuhan Yesus telah bersalah. Kami bernekad untuk tidak melakukan apa-apa pelanggaran atau menjadi batu sandungan yang tidak sewajarnya agar nama Tuhan Yesus tidak dicemarkan. Walaubagaimanapun, batu sandungan salib tidak boleh dielakkan. Demi Tuhan Yesus Kristus yang telah disalibkan, kami doa bahwa kami akan siap sedia, dengan anugerahNya, untuk menderita, bahkan untuk mati. Mati sebagai seorang martir adalah suatu bentuk kesaksian dimana Tuhan Yesus telah berjanji secara khusus untuk memberikan ganjaran. (Yoh 15:20; Mt. 5:12; Yoh 12:24; Yer. 29:7; 1 Tim 2:1,2; Rom 13:6,7; Kis 4:19; 5:29; 2 Kor 4:1,2; 2 Kor 6:3; 1 Kor 1:18, 23; 2:2; Fil 1:29; Wah 2:13; 6:9-11; 20:4)

No comments:

Post a Comment