Wednesday, July 1, 2009

Bekerjasama bererti berusaha untuk kesatuan dalam kepelbagaian

cont from manila manifesto


9. COOPERATING IN EVANGELISM


Evangelism and unity are closely related in the New Testament. Jesus prayed that his people's oneness might reflect his own oneness with the Father, in order that the world might believe in him, and Paul exhorted the Philippians to "contend as one person for the faith of the gospel". In contrast to this biblical vision, we are ashamed of the suspicions and rivalries, the dogmatism over non-essentials, the power-struggles and empire-building which spoil our evangelistic witness. We affirm that co-operation in evangelism is indispensable, first because it is the will of God, but also because the gospel of reconciliation is discredited by our disunity, and because, if the task of world evangelization is ever to be accomplished, we must engage in it together.

9. BEKERJASAMA DALAM PENGINJILAN

Penginjilan dan kesatuan adalah sangat berkait dalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus berdoa supaya kesatuan umatNya boleh membayangkan kesatuanNya dengan Bapa, supaya dunia percaya akan Dia, dan Paulus menggalakkan jemaat Filipi untuk “teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.” Apabila dikontraskan dengan visi Alkitab, kami amat malu tentang kesangsian dan persaingan, kedogmatisan tentang hal-hal yang tidak utama, pergelutan kuasa dan pembinaan empayar sendiri, yang menghancurkan kesaksian kami. Kami mengafirmasikan bahwa bekerjasama dalam penginjilan adalah sangat diwajibkan, pertama-tama kerana ia adalah kehendak Tuhan, juga kerana Injil perdamaian telah diragukan oleh ketidaksatuan kami, dan kerana jikalau ingin melihat tugas penginjilan dunia diselesaikan, kami perlu bekerjasama di dalamnya.


"Cooperation" means finding unity in diversity. It involves people of different temperaments, gifts, calling and cultures, national churches and mission agencies, all ages and both sexes working together.

Bekerjasama bererti berusaha untuk kesatuan dalam kepelbagaian. Ia melibatkan individu yang berlainan temperamen, karunia, panggilan dan budaya, jemaat-jemaat kebangsaan dan organasasi misi, semua lapisan umur dan kedua-dua jantina semua sedang bekerjasama.

We are determined to put behind us once and for all, as a hangover from the colonial past, the simplistic distinction between First World sending and Two-Third World receiving countries. For the great new fact of our era is the internationalization of missions. Not only are a large majority of all evangelical Christians now non-western, but the number of Two-Thirds World missionaries will soon exceed those from the West. We believe that mission teams, which are diverse in composition but united in heart and mind, constitute a dramatic witness to the grace of God.


Kami bernekad untuk melupakan samasekali semua sisa-sisa dari penjajahan kolonial masa lampau, pembagian yang simplistik antara Dunia pertama yang mengutus dan Dunia Dua-Pertiga yang menerima. Kerana hakikat baru dalam generasi kami adalah pengantarabangsaan misi. Bukan hanya majoriti besar Kristian Injili masakini adalah bukan-Barat, tetapi bilangan misionari dari Dunia Dua-Pertiga akan melebihi mereka yang dari Barat. Kami percaya pasukan misi, yang mengandungi pelbagai kaum dan bangsa, tetapi bersatu dalam hati dan jiwa, merupakan suatu kesaksian yang sangat berkesan tentang kasih karunia Tuhan.

Our reference to "the whole church" is not a presumptuous claim that the universal church and the evangelical community are synonymous. For we recognize that there are many churches which are not part of the evangelical movement. Evangelical attitudes to the Roman Catholic and Orthodox Churches differ widely. Some evangelicals are praying, talking, studying Scripture and working with these churches. Others are strongly opposed to any form of dialogue or cooperation with them. All are aware that serious theological differences between us remain. Where appropriate, and so long as biblical truth is not compromised,cooperation may be possible in such areas as Bible translation, the study of contemporary theological and ethical issues, social work and political action. We wish to make it clear, however, that common evangelism demands a common commitment to the biblical gospel.

Rujukan kami kepada “seluruh jemaat” bukanlah suatu anggapan yang melulu bahwa Jemaat Sejagat dan komuniti Injili adalah serupa. Kerana kami menyedari bahwa ada banyak jemaat-jemaat yang bukan sebagian dari pergerakan Injili. Terdapat banyak perbedaan sikap-sikap dalam pergerakan Injili terhadap Gereja Katolik Roma dan Gereja Otodoks. Ada individu Injili yang sedang berdoa, berdialog, mengkaji Alkitab dan bekerjasama dengan gereja-gereja itu. Ada pula yang dengan keras melarang apa-apa bentuk dialog atau koperasi dengan mereka. Semua sedar akan kewujudan perbedaan teologia yang serius antara kami. Di mana sesuai, dan selagi kebenaran Alkitab tidak dikompromikan, bekerjasama adalah mungkin dalam bidang seperti penterjemahan Alkitab, pengkajian isu-isu teologi dan etika kontemporer, pekerjaan sosial dan tindakan politik. Namun demikian, kami ingin menjelaskan bahwa bekerjasama dalam penginjilan menuntut komitment yang sama kepada Injil Alkitabiah.

Some of us are members of churches which belong to the World Council of Churches and believe that a positive yet critical participation in its work is our Christian duty. Others among us have no link with the World Council. All of us urge the World Council of Churches to adopt a consistent biblical understanding of evangelism.

Ada di antara kami adalah anggota jemaat yang berada di bawah naungan Konsili Jemaat-Jemaat SeDunia dan percaya bahwa suatu penglibatan yang positif namun penuh kearifan dalam pekerjaannya adalah tanggungjawab Kristian kami. Ada pula di antara kami yang tiada apa-apa kaitan dengan Konsili tersebut. Kami semua mendorong Konsili Jemaat-Jemaat SeDunia untuk menerima suatu pengertian Alkitabiah yang konsisten tentang penginjilan.

We confess our own share of responsibility for the brokenness of the Body of Christ, which is a major stumbling-block to world evangelization. We determine to go on seeking that unity in truth for which Christ prayed. We are persuaded that the right way forward towards closer cooperation is frank and patient dialogue on the basis of the Bible, with all who share our concerns. To this we gladly commit ourselves.

(Jn. 17:20,21; Php. 1:27; Php. 1:15,17; 2:3,4; Ro. 14:1-15:2; Php. 1:3-5; Eph. 2:14-16; 4:1-6; Eph. 4:6,7; Ac. 20:4; Jn. 17:11, 20-23)

Kami mengaku bagian tanggungjawab kami dalam penyerpihan Tubuh Kristus, yang menjadi suatu batu sandungan yang besar dalam penginjilan dunia. Kami bernekad untuk terus berusaha untuk mencari kesatuan dalam kebenaran yang Tuhan Yesus telah doakan. Kami diyakinkan bahwa cara yang terbaik untuk maju ke koperasi yang lebih erat adalah dialog yang tulus dan sabar atas dasar Alkitab, dengan semua yang memiliki beban yang sama. Kepada ini, kami dengan sukacita menumpukan diri.

(Yoh 17:20,21; Fil 1:27; Fil 1:15,17; 2:3,4; Rom 14:1-15:2; Fil 1:3-5; Efe 2:14-16; 4:1-6; Efe 4:6,7; Kis 20:4; Yoh 17:11, 20-23)

No comments:

Post a Comment