tentative translation
i welcome feedback to improve the translation.
3. THE UNIQUENESS OF JESUS CHRIST
We are called to proclaim Christ in an increasingly pluralistic world. There is a resurgence of old faiths and a rise of new ones. In the first century too there were "many gods and many lords". Yet the apostles boldly affirmed the uniqueness, indispensability and centrality of Christ. We must do the same.
3. KEUNIKAN TUHAN YESUS KRISTUS
Kami dipanggil untuk mengumumkan Tuhan Yesus Kristus dalam dunia yang semakin kejamakan (pluralistik). Kini ada pembangkitan kembali banyak agama-agama lama dan termunculnya yang baru. Dalam abad yang pertama juga ada banyak ilah-ilah dan banyak tuhan-tuhan. Namun para rasul dengan berani mengafirmasikan keunikan, keharusan-ada, dan keutamaan-pusat Tuhan Yesus. Kami harus juga melakukan yang sama.
Because men and women are made in God's image and see in the creation traces of its Creator, the religions which have arisen do sometimes contain elements of truth and beauty. They are not, however, alternative gospels. Because human beings are sinful, and because "the whole world is under the control of the evil one", even religious people are in need of Christ's redemption. We, therefore, have no warrant for saying that salvation can be found outside Christ or apart from an explicit acceptance of his work through faith.
Kerana pria dan wanita diciptakan menurut gambar rupa Tuhan dan melihat tanda-tanda Pencipta dalam ciptaan, agama-agama yang muncul kekadang mengandungi kebenaran dan kesenian. Namun demikian, mereka bukan injil-injil alternatif. Oleh kerana manusia adalah berdosa, dan kerana “seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”, maka orang yang beragama juga perlu penebusan yang Tuhan Yesus berikan. Oleh itu, kami tidak berhak untuk menyatakan bahwa keselamatan rohani boleh ditemui di luar dari Tuhan Yesus atau boleh ditebus tanpa menerima secara langsung karyaNya melalui iman.
It is sometimes held that in virtue of God's covenant with Abraham, Jewish people do not need to acknowledge Jesus as their Messiah. We affirm that they need him as much as anyone else, that it would be a form of anti-Semitism, as well as being disloyal to Christ, to depart from the New Testament pattern of taking the gospel to "the Jew first...". We therefore reject the thesis that Jews have their own covenant which renders faith in Jesus unnecessary.
Ada yang memegang kepada pendapat bahwa kerana kovenan Tuhan dengan Abraham, maka orang Yahudi tidak perlu mengaku Tuhan Yesus sebagai Mesias mereka. Kami mengafirmasikan yang mereka memerlukan Dia sebanyak seperti orang lain memerlukanNya, dan ia adalah sejenis sikap anti-Semitik serta ketidaksetiaan terhadap Kristus jikalau kami meninggalkan pola Perjanjian Baru untuk membawa Injil kepada “pertama-tama orang Yahudi …” Oleh itu, kami menolak tesis yang mengatakan orang Yahudi memiliki kovenan mereka sendiri dan kovenan itu membatalkan keperluan untuk beriman dalam Tuhan Yesus.
What unites us is our common convictions about Jesus Christ. We confess him as the eternal Son of God who became fully human while remaining fully divine, who was our substitute on the cross, bearing our sins and dying our death, exchanging his righteousness for our unrighteousness, who rose victorious in a transformed body,
and who will return in glory to judge the world. He alone is the incarnate Son, the Saviour, the Lord and the Judge, and he alone, with the Father and the Spirit, is worthy of worship, faith and obedience of all people. There is only one gospel because there is only one Christ, who because of his death and resurection is himself the only way of salvation. We therefore reject both the relativism which regards all religions and spiritualities as equally valid approaches to God, and the syncretism which tries to mix faith in Christ with other faiths.
Perkara yang menyatukan kami adalah keyakinan bersama kami tentang Tuhan Yesus. Kami mengaku Dia sebagai Putra Tuhan yang kekal, yang menjadi manusia seutuhnya dan tetap dalam kepenuhan keilahianNya, yang menjadi pengganti kami di salib, memikul dosa-dosa kami dan mati demi kematian kami, menggantikan kesalehanNya untuk ketidaksalehan kami, yang bangkit dari kematian dengan penuh kemenangan dalam tubuh yang telah ditransformasikan, dan yang akan kembali dalam kemuliaan untuk menghakim dunia. Dialah satu-satunya Putra Tuhan yang diinkarnasikan, Juruselamat, Tuhan dan Hakim, dan hanya Dia saja, bersama dengan Sang Bapa dan Roh Kudus, adalah layak disembah, dipercayai, dan dipatuhi oleh semua orang. Hanya ada satu Injil kerana hanya ada satu Kristus, yang kerana kematian dan kebangkitanNya adalah dalam DiriNya telah menjadi satu-satunya jalan keselamatan rohani. Oleh itu, kami menolak kedua-dua relativisme yang menganggap semua agama dan kerohanian adalah pendekatan sah yang sama kuasanya kepada Tuhan, maupun sinkretisme yang cuba mencampuradukkan iman dalam Kristus dengan iman-iman yang lain.
Moreover, since God has exalted Jesus to the highest place, in order that everybody should acknowledge him, this also is our desire. Compelled by Christ's love, we must obey Christ's Great Commission and love his lost sheep, but we are especially motivated by "jealousy" for his holy name, and we long to see him receive the honour and glory which are due to him.
Tambahan lagi, oleh kerana Bapa telah mengangkat Tuhan Yesus ke tempat yang termulia supaya semua individu harus mengakuiNya, ini juga adalah kerinduan kami. Dikuasai oleh kasih Kristus, kami mesti patuh Amanat Agung Kristus, dan mengasihi domba-dombaNya yang hilang, namun kami khususnya dimotivasikan oleh “cemburu” akan nama kudusNya, dan kami rindu melihat Dia menerima penghormatan dan kemuliaan, yang seharus diberikan kepadaNya.
In the past we have sometimes been guilty of adopting towards adherents of other faiths attitudes of ignorance, arrogance, disrespect and even hostility. We repent of this. We nevertheless are determined to bear a positive and uncompromising witness to the uniqueness of our Lord, in his life, death and resurrection, in all aspects of our evangelistic work including inter-faith dialogue. (1 Co. 8:5; Ps. 19:1-6; Ro. 1:19,20; Ac. 17:28; 1 Jn. 5:19; Ac. 10:1,2; 11:14,18; 15:8-9; Jn. 14:6; Ge. 12:1-3; 17:1,2; Ro. 3:9; 10:12; Ac. 13:46; Ro. 1:16:; 2:9,10; Ac. 13:38, 39; Jn. 1:1,14,18; Ro. 1:3,4; 1 Pe. 2:24; 1 Co. 15:3; 2 Co. 5:21; 1 Co. 15:1-11; Mt. 25:31,32; Ac. 17:30, 31; Rev. 5:11-14; Ac. 4:12; Php. 2:9-11; 2 Co. 5:14; Mt. 28:19,20; Jn. 10:11,16; 2 Co. 11:2,3, 1 Ti. 2:5-7)
Di waktu yang silam, kami kekadang telah bersalah memiliki sikap kejahilan, keangkuhan, kurang menghormati, dan bahkan bermusuhan terhadap agama-agama lain. Kami bertaubat dari semua ini. Namun kami bernekad untuk terus bersaksi secara positif dan tanpa berkompromi tentang keunikan Tuhan Yesus, dalam hidupNya, kematian dan kebangkitanNya, dalam semua aspek penginjilan kami termasuk dialog antara-iman.
(1 Kor 8:5; Maz 19:1-6; Rom. 1:19, 20; Kis 17:28; 1 Yoh 5:19; Kis 10:1,2; 11:14,18; 15:8-9; Yoh 14:6; Kej 12:1-3; 17:1,2; Rom 3:9; 10:12; Kis 13:46; Rom 1:16:; 2:9,10; Kis 13:38, 39; Yoh 1:1,14,18; Rom 1:3,4; 1 Pet 2:24; 1 Kor 15:3; 2 Kor 5:21; 1 Kor 15:1-11; Mt. 25:31,32; Kis 17:30, 31; Wah 5:11-14; Kis 4:12; Fil 2:9-11; 2 Kor 5:14; Mt. 28:19,20;Yoh 10:11,16; 2 Kor 11:2,3, 1 Tim 2:5-7)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment