SEBUAH IRONI
Kebahagiaan dan kesedihan biasanya berawal dari keluarga. Kita boleh sukses dalam segala hal, tetapi kalau misalnya anak-anak berantakan hidupnya, kita akan merana. Benar seperti isi petikan lagu pengiring sinetron Keluarga Cemara: "Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga."
Ironisnya, orang lebih kerap menomorduakan keluarga. Lebih mengutamakan karier atau hobi. Daud adalah salah satu contohnya. Daud mampu mengurus banyak hal dengan sukses. Ia berhasil menyatukan dua belas suku Israel menjadi satu bangsa. Ia adalah arsitek militer yang hebat. Ia berhasil mendirikan ibukota, membawa pulang tabut Allah ke Yerusalem, dan membuka jalan bagi pembangunan Bait Allah. Ia menulis banyak mazmur yang indah. Namun, menyangkut urusan keluarga, Daud gagal total. Bacaan kita hari ini adalah salah satu contoh tragedi yang terjadi dalam keluarga Daud. Absalom, anaknya, pun kemudian juga memberontak kepadanya (2Samuel 15:1-12).
Tampaknya Daud memang kurang memerhatikan keluarga. Ia banyak sekali menulis mazmur, tetapi tidak ada mazmur yang ia tulis mengenai atau untuk anak-anaknya. Ia berdoa memohonkan pengampunan bagi pasukannya, mendoakan Yonatan, sahabatnya, juga Saul, musuh bebuyutannya, tetapi tidak untuk keluarganya. Ya, kita tidak pernah membaca mazmur dan doa yang ditulis oleh Daud untuk keluarganya. Daud pun menuai hasil dari sikapnya itu. Sebuah ironi -AYA
KEBAHAGIAAN IBARAT SEBUAH RUMAH
DAN KELUARGA ADALAH FONDASINYA
2 Samuel 13:1 Sesudah itu terjadilah yang berikut. Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya. 2Hati Amnon sangat tergoda, sehingga ia jatuh sakit karena Tamar, saudaranya itu, sebab anak perempuan itu masih perawan dan menurut anggapan Amnon mustahil untuk melakukan sesuatu terhadap dia. 3Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik. 4Katanya kepada Amnon: "Hai anak raja, mengapa engkau demikian merana setiap pagi? Tidakkah lebih baik engkau memberitahukannya kepadaku?" Kata Amnon kepadanya: "Aku cinta kepada Tamar, adik perempuan Absalom, saudaraku itu." 5Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: "Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka haruslah engkau berkata kepadanya: Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya, maka aku akan memakannya dari tangannya." 6Sesudah itu berbaringlah Amnon dan berbuat pura-pura sakit. Ketika raja datang menengok dia, berkatalah Amnon kepada raja: "Izinkanlah adikku Tamar datang membuat barang dua kue di depan mataku, supaya aku memakannya dari tangannya." 7Lalu Daud menyuruh orang kepada Tamar, ke rumahnya, dengan pesan: "Pergilah ke rumah Amnon, kakakmu dan sediakanlah makanan baginya." 8Maka Tamar pergi ke rumah Amnon, kakaknya, yang sedang berbaring-baring, lalu anak perempuan itu mengambil adonan, meremasnya dan membuat kue di depan matanya, kemudian dibakarnya kue itu. 9Sesudah itu gadis itu mengambil kuali dan mengeluarkan isinya di depan Amnon, tetapi ia tidak mau makan. Berkatalah Amnon: "Suruhlah setiap orang keluar meninggalkan aku." Lalu keluarlah setiap orang meninggalkan dia. 10Lalu berkatalah Amnon kepada Tamar: "Bawalah makanan itu ke dalam kamar, supaya aku memakannya dari tanganmu." Tamar mengambil kue yang disediakannya itu, lalu membawanya kepada Amnon, kakaknya, ke dalam kamar. 11Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah tidur dengan aku, adikku." 12Tetapi gadis itu berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. 13Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu." 14Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia. 15Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!" 16Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia. 17Dipanggilnya orang muda yang melayani dia, katanya: "Suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu di belakangnya." 18Gadis itu memakai baju kurung yang maha indah; sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaikan baju kurung panjang. Kemudian pelayan itu menyuruh dia keluar, lalu mengunci pintu di belakangnya. 19Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring. 20Bertanyalah Absalom, kakaknya, kepadanya: "Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu memikirkan perkara itu." Lalu Tamar tinggal di rumah Absalom, kakaknya itu, seorang diri. 21Ketika segala perkara itu didengar raja Daud sangat marahlah ia. 22Dan Absalom tidak berkata-kata dengan Amnon, baik tentang yang jahat maupun tentang yang baik, tetapi Absalom membenci Amnon, sebab ia telah memperkosa Tamar, adiknya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment